
Prof. Dr. Boediono, M.Ec. lahir di Blitar tanggal 25 Februari 1943. Menjabat Wakil Presiden sejak 20 Oktober 2009, setelah memenangkan paket pemilihan bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Keuangan, Menteri Negara Perencanaan dan Pembangunan Nasional / Kepala Bappenas, dan Direktur Bank Indonesia (sekarang setara Deputi Gubernur).
Elemen diri Budiono adalah Kayu besar. Kayu tersebut memiliki akar sangat kuat. Mengingat dirinya seorang ekonom dan selama ini telah menunjukkan prestasi luar biasa dalam bidang keuangan, karena itu saya mengambil pengandaian jam lahirnya adalah kerbau. Dari data diketahui, priode 1988 – 1997 telah dimulai masa medulang emasnya. Ketika Tanah Wu muncul pada priode 1998 – 2007, air dalam sistem terkendali baik, itulah saat-saat ia memperoleh kekuasaan. Boediono pertama kali diangkat menjadi menteri pada tahun 1998 dalam Kabinet Reformasi Pembangunan sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional. Setelah itu hampir tidak pernah absen dalam pemerintahan, kecuali jangka pendek 2004 – 2005, ia menyatakan ingin beristirahat dan mengajar.
Namun ketika Yudhoyono mereshuffle kabinetnya pada Desember reshuffle, Boediono diangkat menggantikan Aburizal Bakrie menjadi Menteri Koordinator bidang Perekonomian. Dan terakhir menjadi Wakil Presiden. Kini, periode hidupnya telah bergeser dari tanah Wu ke Ding, kinerjanya sudah tidak sebaik dahulu. Demikian juga ia menjadi mudah didekati oleh berbagai macam permasalahan. Tahun 2010, kode pilar adalah Macan Logam Gengyin. Logam menghidupkan air, membuat posisinya goyah, tetapi jika jam lahirnya kerbau, maka batang langitnya kayu Yi bisa mengatasi Geng, yang berarti bisa melepaskan diri dari permasalahan. Apalagi batang langit Api Ding pada periode cukup menguntungkan dirinya. Sebaliknya jika jam lahirnya bukan kerbau, maka masalah akan menjadi besar.
Categories: Ba Zi
Leave a Reply