Harus diakui, masyarakat, termasuk yang berwenang sangat meremehkan pentingnya akses jalan dan aliran air. Ketika saya pertama kali ke Jakarta pada tahun 1981, walau tujuannya melanjutkan sekolah, tetapi saya selalu memperhatikan perkembangan lingkunngan sekitarnya. Saat itu, beberapa kali di Jakarta masih lebar dan mengalir, tetapi lama-kelamaan kali semakin kecil, dangkal dan kotor. Tidak heran, jika sedikit saja terjadi hujan lebat, genangan air sudah membanjir dimana-mana.
Salah satu kebiasaan yang kerap mengulang hingga kini adalah, suatu jalan ketika diperlebar menjadi besar dengan selokan pembuangan yang baik. Lama-kelamaan selokan yang terbuka ditutup, entah itu untuk alasan penghijauan ataupun tujuan lainnya. Lama-kelamaan menjamur kaki lima, bahkan halaman beberapa rumah rata-rata maju ke jalan. Akhirnya ketika jalan tersebut harus diperbaik, yang dicor (dikerjakan) hanya badan jalan yang tersisa, kadang bahkan dipotong untuk trotoar, sehingga badan jalan yang sedianya jika truk pakir, kendaran masih bisa berlalu-lalang legah menjadi dua kendaraan saling berselisihan pun harus menunggu guliran. Akhirnya tunggu akses betul-betul terganggu baru melakukan pembongkaran dan pengerjaan besar-besaran yang menghabiskan anggaran sangat besar. Itu sungguh managemen pemeliharaan jalan yang buruk.
Kita semua menyadari pentingnya akses jalan. Ketika jalan tol Serpong – Taman mini dibuka, wilayah Serpong menjadi hidup, kelompok hunian berkembang cepat. Setiap kali sebuah akses baru dibuka, titik-titik yang dilalui akses tersebut menjadi hidup dan berkembang pesat. Perkembangan ekonomi China yang demikian pesat tidak bisa terlepas dari akses jalannya yang telah menembus ke mana-mana. Sebagai gambaran, jalan tol lingkar kota di Beijing telah berlingkar lima.
Akses jalan yang baik memungkinkan distribusi barang dan jasa dari satu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga tidak terjadi tragedy membanjirnya panen suatu hasil pertanian yang harus dibiarkan membusuk karena tidak dapat terangkut keluar dari central produksinya.
Jakarta, 02 Desember 2009
Xiangyi
Categories: Fengshui
Leave a Reply