Yicai berkunjung ke San Francisco, teman membawanya jalan-jalan ke wilayah hunian orang-orang kaya. Itu kebiasaan orang Amerika, suka membawa tamu meninjau hunian orang kaya, seperti ia memperoleh kebanggaan tersendiri dengan kebiasaan tersebut. Yicai bertanya : “Apakah anda cemburu dengan rumah orang kaya begitu mewah dan besar ?” Teman Amerika itu seperti agak kaget dengan pertanyaan seperti itu, ia menjawab : “Cemburu ? Buat apa mencemburuinya, ia bisa tinggal di sini dikarenakan dirinya telah memperoleh kesempatan dalam hidupnya. Jika suatu saat aku memperoleh kesempatan yang sama, aku pasti bisa berbuat lebih baik dari dirinya !” Itulah jawabanya, orang Amerika memang sangat mementingkan datangnya kesempatan.
Di Jepang, Yicai juga diajak temannya meninjau wilayah hunian orang kaya. Ia menanyainya dengan pertanyaan yang sama dengan sebelumnya. Teman Jepang itu mengeleng-gelengkan kepala : “Tidak, orang Jepang yang bertemu dengan orang yang lebih hebat dari dirinya, ia akan berinisiatif mendekatinya, berteman dengannya dan belajar segala kelebihan dirinya, untuk kemudian berupaya melampaui diri orang tersebut.” Iya, orang Jepang memang lihai.
Perhatian :
Kita harus mengakui kelebihan orang Amerika dan Jepang di atas, mereka bukan saja tidak pernah cemburu kepada orang yang lebih kaya, sebaliknya dengan cara mereka sendiri berupaya untuk menjadi orang kaya yang baru. Itulah semangat hidup yang positif.
Hikmah yang bisa diperoleh :
Sudah seyokgianya kita belajar kepada orang Amerika dan Jepang diatas. Lapangkan dada, ubahlah kecemburuan menjadi kekuatan untuk membangun diri sendiri, sehingga diri kita juga memiliki persyaratan memperoleh kekayaan berlimpah. Orang yang hanya cemburu buta tanpa melakukan apa-apa selamanya tidak akan pernah bisa melampaui orang lain. Ia cenderung akan tertinggal di batas garis kehidupan yang paling belakang. Masalahnya adalah “Sanggupkah kita melakukannya ?”
Jakarta, 02 Januari 2010
Xiang Yi
Categories: Cerita Kebijaksanaan
Leave a Reply