Fengshui Itu Keselarasan Alam

Saya Xiangyi, belajar Fengshui dan filosofi timur lainnya dari Kakek sejak kecil. Sekalipun demikian, baru memasuki karir professional analis Fengshui 20 tahun terakhir ini. Dalam rublik berbahasa Mandarin (International Daily News / Guoji Ribao), saya selalu menulis langsung nama Xiangyi untuk menggantikan sebutan saya. Ijinkan saya membawa kebiasaan tersebut ke dalam tulisan ini.

Xiangyi selalu menolak memberikan komentar, jika anda hanya menyodorkan denah rumah kepada saya, sekalipun dengan rincian lengkap. Karena analisa Fenghsui yang baik harus dilakukan di lapangan secara langsung. Banyak hal yang harus diamati di lapangan. Misalnya dari segi ‘Fengshui internal’ antara lain : tata ruang, dekorasi, pewarnaan, penerangan, sirkulasi udara, penempatan kompor, tempat tidur dan lainnya. Demikian juga ‘Fengshui external’ yang harus diperhatikan antara lain keadaan lingkungan dan jalan, atau apakah terdapat sesuatu yang menonjol di sekitarnya seperti jembatan, menara, aliran sungai, danau, menara dan lainnya. Satu hal lagi yang sangat penting adalah kita harus mengetahui secara jelas berapa derajat hadap pintu anda sedetil mungkin. Semua informasi itu tidak akan bisa kita dapatkan dengan benar, jika tidak hadir langsung ke lapangan.

Fengshui sama sekali bukan magic, ia terbebas dari pengaruh agama atau kepercayaan apapun. Berbicara tentang Fengshui, kita dihadapkan pada pengetahuan tentang interaksi antar 5 elemen dasar yang membentuk alam semesta. Lima elemen tersebut adalah Logam, Air, Kayu, Api dan Tanah. Terdapat dua hubungan interaksi antar elemen, konstruktif yang membangun dan destruktif yang merusak.

Hubungan konstruktif adalah hubungan yang saling menghidupkan satu dengan yang lainnya, yaitu Logam menghidupkan Air, Air menghidupkan Kayu, Kayu menghidupkan Api, Api menghidupkan Tanah, Tanah menghidupkan Logam, Logam kembali menghidupkan Air dan seterusnya. Hubungan konstruktif dapat dilihat dari garis lingkaran yang berputar searah jarum jam pada gambar di atas.

Hubungan destruktif adalah hubungan saling merugikan satu dengan yang lainnya, yaitu Logam merugikan (memotong) Kayu, Kayu merugikan (mencongkel) Tanah, Tanah merugikan (membendung) Air, Air merugikan (memadamkan) Api, Api merugikan (melumerkan) Logam, Logam kembali merugikan Kayu, demikian seterusnya. Hubungan interaksi destruktif ini dapat dilihat dari garis putus-putus berbentuk bintang pada gambar di atas.

Dalam filosofi dasar Chinese, dua kekuatan saling membangun dan merusak inilah yang membentuk keseimbangan dunia. Hukum ini berlaku untuk semua benda, baik benda mati maupun benda hidup, tentu saja juga tingkah laku manusia. Kehidupan bumi mencapai keseimbangan karena ada rantai makanan, makan dan dimakan. Siklus air mencapai keseimbangan karena adanya penguapan dan hujan. Hubungan antar manusia menjadi baik, juga karena adanya keuntungan dan kerugian yang kita terima dalam waktu yang sama. Dalam dunia perasaan pun, cinta dan kebencian selalu jalan bersama. Itulah sebabnya, berlaku satu ungkapan : “Musuh anda juga adalah teman paling baik”. Karena hanya dialah yang dapat membangkitkan semangat bersaing anda, hingga mencapai puncak karir.

Dunia fengshui menterjemahkan dua kekuatan ini dengan interaksi konstruktif dan destruktif dari lima elemen. Jadi bagaimana mengatur keseimbangan dan kesinambungan antara lima elemen dasar tersebut, itulah tujuan sebenarnya dari penataan fengshui. Jadi fengshui bukan magic, ahli fengshui juga bukan dukun. Memahami hal ini, dengan sendirinya anda dapat memperbedakan dukun dan analis fengshui yang sebenarnya.

Keberadaan lima elemen dapat dilihat dari sifat, bentuk, warna, suara dan lainnya, yang paling mudah membedakannya adalah dari bentuk dan warna. Bentuk kayu kurus panjang, tipis atau halus, berwarna hijau ; bentuk api segitiga, bercabang lidah banyak dan berwarna merah ; bentuk tanah kokoh, segi empat, berwarna kuning, coklat ; bentuk logam tajam, keras, mengancam, berwarna putih, metalik ; bentuk air gemulai, bergelombang, tidak teratur dan berwarna hitam, abu-abu atau biru.

Pernahkah anda mendengar, bahwa rumah dekat tempat ibadah tidak bagus fengshuinya ? Sebetulnya terjemahan itu agak salah paham. Yang benar adalah rumah dekat kelenteng tidak bagus fengshuinya. Kenapa ? Alasannya sederhana, hiasan naga dan sudut-sudut tajam dalam jumlah banyak di atap kelenteng berelemen api. Bangunan kelenteng yang cenderung berwarna sangat merah juga berelemen api. Keberadaan elemen api dalam jumlah besar di sekitar rumah dikhawatirkan mengganggu keselarasan elemen lingkungan tersebut, karena itu dikatakan tidak bagus.

Hiasan bersudut tajam di atap kelenteng berelemen api.

Jakarta, 5 Maret 2008


Xiangyi

 



Categories: Fengshui

Leave a comment